Valuasi Saham Part 2: Sales, Cashflow, Dan EBITDA

Valuasi Saham Part 2: Sales, Cashflow, Dan EBITDA

Untuk melihat valuasi sebuah saham selain dengan melihat nilai PER dan PBV, dapat juga dengan melihat nilai price to sales, price to cashflow, dan price to EBITDA. Bagaimana penjelasan dari ketiga nilai tersebut, berikut penjelasan singkatnya.

1. Price to Sales (harga saham/pendapatan saham)

Valuasi ini adalah perbandingan harga saham dengan pendapatan perusahaan (revenue). Pendapatan ini adalah pendapatan pertama sebelum dipotong berbagai kewajiban. Dalam dunia bisnis, pendapatan dibagi menjadi 4 jenis yaitu: revenue, gross profit, EBITDA, dan net profit.

Misalnya BBRI pada tahun 2023 membukukan revenue 188 triliun, dengan harga 5.225 per lembar. Jumlah saham BBRI beredar sebanyak 151 miliar lembar, jadi revenue BBRI adalah 1.245 per lembar. Maka nilai price to sales BBRI adalah 5.225/1.245 yaitu 6 kali.

Pendapatan emiten yang stabil akan membuat bisnis menjadi lebih berkembang. Perusahaan harus memiliki pendapatan yang baik untuk keperluan membayar gaji karyawan, membeli bahan baku, membayar hutang, sampai memberi keuntungan kepada para investor.

Nilai price to sales yang baik adalah semakin rendah semakin bagus. Untuk mengetahui angka pastinya, lakukan perbandingan dengan mencari nilai rata-rata price to sales suatu emiten dengan emiten lain yang sejenis.

2. Price to Cashflow (harga/arus kas operasional)

Arus kas suatu perusahaan dibagi menjadi 3 yaitu: arus kas operasional, arus kas investasi, dan arus kas finansial. Pada valuasi ini digunakan arus kas operasional, yaitu putaran uang kegiatan operasional sehari-hari. Misalnya membayar gaji karyawan, membeli bahan baku, sampai hasil penjualan produk.

Dalam konteks valuasi, price to cashflow yang baik adalah nilai yang semakin rendah. Tidak ada patokan pasti berapa angka price to cashflow, yang perlu dilakukan adalah mencari nilai rata-rata price to cashflow perusahaan sejenis.

3. Price to EBITDA (Earning Before Interest, Taxes, Depresiation, Amortization)

EBITDA atau laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi. Depresiasi artinya penyusutan nilai barang, misalnya perusahaan membeli peralatan mesin seharga 100 juta, harganya setiap tahun akan menyusut sekitar 5 juta, 5 juta inilah nilai depresiasi.

Sedangkan amortisasi adalah pelunasan terhadap item tertentu yang dilakukan secara bertahap dalam jangka waktu tertentu. Misalnya perusahaan membeli sebuah gedung secara kredit dengan harga 10 juta per bulan selama 10 tahun. Nilai 10 juta inilah yang disebut biaya amortisasi.

Nilai revenue, gross profit, EBITDA, dan net profit biasanya sudah disajikan ke dalam laporan keuangan masing-masing perusahaan. Namun semua laporan juga sudah dishare oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dan dapat juga dilihat pada masing-masing sekuritas.

Baca juga: Valuasi Saham Part 1: Price to Book Value dan Price Earning Ratio.

Posting Komentar untuk "Valuasi Saham Part 2: Sales, Cashflow, Dan EBITDA"