Saham Adalah: Pengertian, Jenis, Dan Keuntungan
Saham adalah bagian kepemilikan sebuah perusahaan terbuka. Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), saat ini jumlah investor saham di Indonesia mencapai 4 juta orang, dan setiap tahun bertambah sekitar 100 ribu investor per tahun.
Namun, hanya sebagian kecil saja yang benar-benar mencurahkan waktu untuk belajar tentang dunia investasi. Masih banyak orang yang bingung dengan istilah saham dan cara kerjanya. Untuk memahami tentang saham, jenis-jenis saham, dan cara kerjanya, berikut penjelasan lengkapnya.
1. Definisi Saham
Kata "saham" berasal dari bahasa Arab yang berarti "bagian". Saham adalah bagian kepemilikan dalam sebuah perusahaan terbuka. Perusahaan membagi kepemilikan ini dalam bentuk lembaran saham yang dapat dimiliki oleh investor.
Sebagai contoh, perusahaan A memiliki 1.000.000 lembar saham dengan harga Rp. 5000 per lembar. Kemudian kamu akan membeli 100.000 lembar saham tersebut, dikalikan dengan Rp. 5000, jumlahnya sekitar Rp. 500 juta atau 10 persen kepemilikan.
Dalam saham terdapat kontrak dan peraturan yang dilindungi oleh hukum. Setiap pemegang saham memiliki hak-hak terhadap perusahaan, seperti pembagian keuntungan dan berpartisipasi dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Saham merupakan produk yang diperdagangkan di pasar modal. Perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di pasar modal disebut sebagai emiten. Di Indonesia, Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan satu-satunya pasar modal tempat dilakukan transaksi jual beli saham yang sah dan terjamin.
BEI diawasi langsung oleh OJK untuk memastikan berlangsungnya perdagangan saham dengan efektif. BEI dibantu oleh dua perusahaan, yaitu Kliring Penjamin Efek Indonesia (KPEI) yang menjamin perdagangan saham, dan Kustodian Central Efek Indonesia (KCEI) yang mengatur aset perdagangan.
2. Jenis-Jenis Saham
Jenis saham dapat dikelompokkan berdasarkan sifat kepemilikan dan kinerja perusahaan. Berdasarkan sifat kepemilikan, saham dibagi menjadi dua, yaitu Saham Biasa (Common Stock) dan Saham Preferen (Preferred Stock).
Saham Biasa (Common Stock): adalah jenis saham yang paling umum diperdagangkan. Pemegang saham dapat mengikuti dan memiliki hak suara dalam RUPS untuk memilih direksi, strategi ekspansi bisnis, dan alokasi pembagian keuntungan (dividen).
Para pemegang saham memiliki hak pembagian dividen, namun pembagian dividen bersifat fleksibel tergantung keputusan dalam RUPS. Jika mengalami kebangkrutan, perusahaan harus menyelesaikan kewajiban lain terlebih dahulu, baru kemudian sisanya dikembalikan ke investor.
Selain berdasarkan sifat kepemilikan, saham juga dibagi berdasarkan kinerja perdagangan saham di pasar modal, yaitu:
Saham Bluechip: Saham dari perusahaan besar, yang memiliki laba sangat tinggi. Perusahaan ini selalu menunjukkan pertumbuhan nilai harga saham yang selalu positif, sehingga risikonya sangat kecil. Contoh: Bank BRI (BBRI), Bank BCA (BBCA), dan Astra Internasional (ASII).
Saham Growth: Saham dari perusahaan yang sedang tumbuh, diperkirakan harga saham dapat tumbuh hingga puluhan bahkan ratusan kali lipat. Perusahaan ini cenderung tidak membagikan dividen, karena menggunakan uang dari keuntungan untuk melakukan pengembangan dan ekspansi bisnis.
Saham Penny: Saham penny atau saham gorengan adalah saham yang umumnya dijual dengan harga yang sangat murah, dan memiliki kapitalisasi pasar yang kecil. Saham ini juga mudah naik dan juga mudah turun, saham jenis ini mudah dimainkan oleh bandar karena harganya yang murah.
Saham Defensive: Saham yang relatif stabil, dan memiliki nilai perusahaan yang baik. Harga saham ini sangat jarang mengalami penurunan yang drastis dalam waktu dekat. Saham ini biasanya berasal dari sektor perbankan dan pertambangan.
Saham Cyclical: Saham siklus dipengaruhi oleh musin dan pergerakan ekonomi global. Contoh saham siklus: Matahari Department Store (LPPF) dan Ramayana Lestari Sentosa (RALS). Saham ini biasanya akan tumbuh drastis ketika musim lebaran, kemudian turun lagi ke harga wajar di bulan-bulan biasa.
3. Manfaat Saham
Manfaat saham adalah dapat mendapatkan keuntungan dari capital gain dan pembagian keuntungan perusahaan (deviden). Tentunya saham yang dipilih adalah saham yang memiliki laba yang besar dan konsisten, serta memiliki harga yang wajar.
Investasi saham juga bermanfaat bagai masyarakat, karena perusahaan yang memiliki modal dapat membuat pabrik-pabrik baru. Ini akan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat, sehingga angka pengangguran dapat diturunkan.
Saham juga membantu perusahaan mendapatkan modal, sehingaa dapat membantu biaya produksi dan operasional perusahaan. Perusahaan dapat menggaji karyawan, membeli bahan baku, dan memesarkan produk ke wilayah yang lebih luas.
4. Keuntungan Investasi Saham
Capital gain: Keuntungan investasi saham berasal dari penjualan saham dengan harga yang lebih tinggi daripada harga pembelian awal. Jika dapat memilih saham yang tepat, maka sebuah saham dapat tumbuh puluhan hingga ratusan kali lipat dalam waktu 3 sampai 10 tahun.
Dividen: Dividen saham adalah pembagian keuntungan dari perusahaan dalam bentuk uang tunai yang dikirim langsung ke rekening investor. Setiap emiten memiliki perbedaan jumlah dan waktu pembagian dividen yang berbeda-beda, bisa 1 sampai 2 kali dalam setahun.
Jumlah dividen yang dibagikan ke para investor tidak tergolong besar, namun jika memiliki modal yang banyak maka dividen yang diterima juga semakin besar. Beberapa perusahaan bagus mencatatkan dividend yield sebesar 5 sampai 20 persen dari harga saham di pasar modal.
5. Risiko Investasi Saham
Capital loss: Saham adalah produk yang dijual dengan harga yang selalu mengalami fluktuasi, tidak selalu harga saham naik, ada kalanya mengalami penurunan. Jika harga saham turun, tentunya nilai uang yang diinvestasikan juga akan mengalami penurunan atau kerugian.
Nyangkut: Dapat terjadi karena beberapa faktor, seperti saham tidak dapat dijual karena terkena sanksi oleh BEI. Biasanya perusahaan melakukan pelanggaran dengan memberikan laporan palsu sehingga transaksi saham ditangguhkan dalam waktu yang cukup lama.
Selain itu, saham juga bisa nyangkut karena perusahaan mengalami kebangkrutan dan delisting atau keluar dari pasar modal. Hal ini sangat merugikan investor, karena selain nilai saham turun, transaksi penyelesaian juga memakan banyak waktu.
6. Mekanisme Perdagangan Saham
Saham adalah produk yang dijual di pasar modal, di Indonesia penyelenggara pasar modal adalah BEI (Bursa Efek Indonesia). Saham dijual secara teknis dalam bentuk lembar, namun walaupun dalam bentuk lembaran, pembelian minimal sebanyak 100 lembar atau 1 lot.
Saham yang pertama kali ditawarkan di pasar modal disebut IPO (Initial Public Offering). Ini adalah perdagangan saham antara investor dengan perusahaan. Perusahaan menjual lembaran saham, investor membeli dan ditukar dengan uang, sehingga perusahaan mendapatkan dana segar.
Setelah itu, saham yang sudah dipegang oleh investor dapat diperdagangkan kembali. Kali ini perdagangan dilakukan antara investor pemegang saham dengan investor yang berminat dengan saham tersebut.
Kemudian bagaimana jika perusahaan membutuhkan dana segar lagi, maka perusahaan dapat menerbitkan saham baru dan menawarkannya kembali ke pasar modal seperti IPO. Terdapat 2 cara yang umum dilakukan yaitu rights issue dan warrant.
7. Cara Membeli Saham
Cara membeli saham adalah dimulai dari memilih sekuritas: Terdapat sekitar 90 perusahaan sekuritas di Indonesia. Selain sekuritas, dapat melakukan pendaftaran langsung ke platform yang menyediakan akses ke perdagangan investasi.
Kedua membuka Rekening Dana Nasabah (RDN): Pastikan telah memiliki rekening komersial terlebih dahulu, untuk kelengkapan data ketika membuat RDN. Setelah membuat RDN, lakukan deposit minimal Rp.100.000 tergantung jenis sekuritas atau platform investasi yang digunakan.
Pembelian saham: Minimal pembelian saham adalah 100 lembar atau 1 lot. Cobalah dengan membeli saham dengan harga murah sekitar Rp.200 sampai Rp.500 per lembar. Pembelian saham dapat dilakukan pada jam kerja hari Senin sampai Jumat pukul 09.00 pagi sampai pukul 15.45 sore.
8. Analisis Saham
Analisis saham adalah cara yang digunakan untuk mengetahui potensi dari sebuah saham, apakah menguntungkan dan layak dibeli atau tidak. Secara umum, analisis saham terbagi menjadi 2, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal, berikut penjelasannya.
Analisis Fundamental adalah cara menilai perusahaan dengan melihat keadaan perusahaan dan nilai intrinsik yang dimiliki perusahaan. Keadaan ini mencakup sektor bisnis perusahaan, misalnya di Indonesia sektor yang paling bagus adalah pertambangan dan perbankan.
Selain melihat sektor bisnis, penting juga untuk menilai pimpinan dan manajemen perusahaan, apakah termasuk orang-orang yang berkompeten di bidangnya atau tidak. Pilihlah perusahaan yang memiliki pemimpin yang jujur dan amanah dalam menjalankan ppekerjaannya.
Analisis Teknikal merupakan cara menilai saham dengan melihat riwayat pergerakan harga saham di masa lalu, dibantu dengan instrumen statistik, seperti grafik dan rumus matematika. Cara analisis ini biasa dilakukan dalam investasi saham jangka pendek atau trading.
9. Tokoh Saham (Lo Kheng Hong)
Tokoh saham paling terkenal di Indonesia adalah Drs. Lo Kheng Hong yang saat ini memiliki harta kekayaan sekitar 2,4 triliun rupiah. Lo Kheng Hong mulai menjadi seorang investor saham penuh sejak berhenti bekerja dari salah satu bank swasta pada tahun 1998.
Lo Kheng Hong dalam 4 tahun pertamanya berinvestasi saham, banyak mengalami kegagalan. Keberhasilan baru datang saat membeli saham UNTR dengan modal sekitar 1,2 miliar pada tahun 1998. Pada saat itu harga saham UNTR hanya senilai Rp.250 per lembar.
Kemudian pada tahun 2004 Lo Kheng Hong menjual saham UNTR dengan harga sekitar Rp.15.000 per lembar, naik 60 kali lipat dari awal pembelian. Artinya uang Lo Kheng Hong meningkat dari 1,2 miliar menjadi sekitar 80 miliar dalam 6 tahun.
Saat ini Lo Kheng Hong memiliki saham dengan jumlah kepemilikan lebih dari 5 persen, yaitu ABM Investama Tbk. (ABMM), Gajah Tunggal Tbk. (GJTL), Global Mediacom Tbk. (BMTR), dan Intiand Development Tbk. (DILD).
Posting Komentar untuk "Saham Adalah: Pengertian, Jenis, Dan Keuntungan"