4 Saham Lo Kheng Hong Kepemilikan 5 Persen

 4 Saham Lo Kheng Hong Dengan Kepemilikan Di Atas 5 Persen

Bapak Lo Kheng Hong adalah seorang investor sukses di Indonesia. Namanya banyak dikenal, dan dia sering disebut sebagai Warren Buffett Indonesia. Hampir 90 persen dari kekayaan Lo Kheng Hong diinvestasikan dalam saham, yang diperkirakan mencapai Rp. 2,5 triliun.

Lo Kheng Hong adalah seorang investor yang menganut prinsip investasi nilai. Dia akan menilai valuasi dan harga wajar sebuah saham sebelum membelinya. Hampir semua saham yang dia beli adalah saham dengan valuasi murah.

Lo Kheng Hong mengakui lebih menyukai saham dari sektor perbankan dan pertambangan. Saat ini Lo Kheng Hong memiliki 9 jenis saham dalam portofolionya. Dari 9 saham tersebut, ada 4 saham yang kepemilikannya di atas 5 persen. Berikut ini adalah ulasannya.

1. ABM Investama Tbk. (ABMM)

ABMM adalah perusahaan yang bergerak di sektor energi. Kegiatan bisnis ABMM meliputi sumber daya, jasa, dan infrastruktur di bidang pertambangan batubara. Kegiatan bisnisnya mencakup mulai dari penambangan, pemuatan, hingga pengapalan di laut lepas.

ABM Investama adalah perusahaan dengan nilai kapitalisasi pasar senilai Rp. 10,8 triliun, dengan jumlah saham beredar sebanyak 2,7 miliar lembar saham. Lo Kheng Hong sendiri tercatat memiliki sekitar 141 juta lembar saham, atau memiliki kepemilikan sebesar 5,1 persen.

Saham Lo Kheng Hong ini pada kuartal pertama 2024, berhasil menghasilkan pendapatan bersih sekitar Rp. 800 miliar. Angka ini sebenarnya turun jika dibandingkan dengan pendapatan bersih kuartal kedua 2024 sebesar Rp. 1,5 triliun.

Jika dilihat dari nilai valuasinya, maka saham ABMM masih terbilang murah. Nilai price to book value (PBV) ABMM sekitar 0,84 kali dari nilai bukunya. Sedangkan untuk nilai price earning ratio (PER) hanya 2,95 kali. Nilai PER ini cukup kecil mengingat nilai PER rata-rata di bidang pertambangan adalah 5-10 kali.

Seperti kebanyakan perusahaan energi, ABMM juga termasuk saham yang rutin membagikan dividen. ABMM membagikan dividen sebesar 25 persen dari laba bersihnya setiap tahun. Dividen yang diberikan juga tergolong besar, yaitu 7,4 persen dari harga sahamnya di pasar.

2. Gajah Tunggal Tbk. (GJTL)

Gajah Tunggal Tbk. adalah perusahaan yang didirikan sejak tahun 1951. GJTL adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi ban karet. GJTL termasuk dalam daftar perusahaan ban karet terbesar nomor tiga di Asia Tenggara. 

Produk GJTL sudah banyak digunakan oleh masyarakat. Salah satu produk saham Lo Kheng Hong ini adalah ban dengan merek GT Radial untuk mobil SUV, PCR, 4x4, dan pickup. Selain itu, terdapat juga jenis ban yang diproduksi untuk truk, bus, dan alat berat. 

GJTL adalah perusahaan dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp4,6 triliun, dengan jumlah saham beredar 3,4 miliar lembar saham. Lo Kheng Hong sendiri memiliki sekitar 181 juta lembar saham, atau 5,1 persen kepemilikan GJTL.

GJTL pada tahun 2023 berhasil meraup keuntungan bersih sebesar Rp1,1 triliun. Pada Q2 2024, GJTL berhasil mendapatkan keuntungan bersih sekitar Rp238 miliar. Namun, pada tahun 2022 GJTL mengalami kerugian sekitar Rp180 miliar.

3. Global Mediacom Tbk. (BMTR)

Global Mediacom Tbk. adalah perusahaan yang bergerak di bidang media dan hiburan. Mayoritas pendapatan BMTR berasal dari basis konten dan iklan. Anak perusahaan BMTR yang paling dikenal luas adalah PT. Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN).

MNCN mengelola 4 stasiun televisi terkenal di Indonesia, yaitu RCTI, MNCTV, GTV, dan INews. MNCN kini menguasai hampir 300.000 jam konten di Indonesia dan akan berkembang 200.000 jam per tahun.

BMTR adalah perusahaan dengan kapitalisasi pasar senilai Rp3,8 triliun, dan jumlah saham beredar sebanyak 16,5 miliar lembar saham. Saat ini, Lo Kheng Hong sudah mengoleksi sekitar 1 juta lembar saham, dan memiliki kepemilikan sebanyak 6,5 persen.

Saham Lo Kheng Hong ini pada Q2 2024 menghasilkan laba bersih sebesar Rp88 miliar. Namun, nilai ini turun jauh dari Q1 2024 sebesar Rp332 miliar. Hal ini tentunya menjadi tantangan bagi BMTR untuk meningkatkan laba bersih pada Q3 2024 mendatang.

Jika berbicara tentang valuasi, maka BMTR memiliki valuasi paling murah di antara saham lain milik Lo Kheng Hong. Nilai PBV BMTR hanya 0,24 kali dari harga bukunya. Sedangkan nilai PER hanya 5,8 kali.

Pada masa ini, bisnis media dan tayangan televisi tidak sebesar dulu. Banyak orang sudah beralih menggunakan media lain seperti YouTube. Namun, tidak menutup kemungkinan saham perusahaan media dapat menghasilkan laba bersih yang tinggi dan konsisten.

4. Intiland Development Tbk. (DILD)

PT. Intiland Development Tbk. adalah perusahaan yang berfokus pada pengembangan, pengolahan, dan investasi di bidang properti. Kegiatan bisnis DILD mencakup proyek besar seperti perhotelan, apartemen, dan rumah hunian yang tersebar di wilayah Jakarta dan Surabaya.

DILD adalah perusahaan dengan kapitalisasi pasar senilai Rp1,9 triliun, dengan jumlah saham beredar sebanyak 10,3 juta lembar saham. Lo Kheng Hong telah mengoleksi sekitar 686 juta lembar saham DILD, dan memiliki kepemilikan sebesar 6,6 persen perusahaan Intiland. 

Jika diperhatikan beberapa tahun yang lalu, laporan keuangan DILD kurang memuaskan. Dalam 5 tahun terakhir, DILD tidak mampu menghasilkan laba bersih lebih dari 200 miliar. Pada tahun 2023, DILD hanya mampu menghasilkan laba bersih sebesar Rp.174 miliar.

Namun pada Q2 2024, DILD berhasil memperoleh laba bersih sebesar Rp.450 miliar. Hal ini memungkinkan DILD untuk menutup buku di akhir tahun 2024 dengan laba bersih lebih dari Rp.600 miliar.

Pada beberapa kesempatan, Pak Lo berpendapat bahwa saham DILD memiliki aset senilai hampir 20 triliun. Inilah salah satu alasan mengapa Pak Lo masih mempertahankan kepemilikan DILD-nya hingga sekarang.

Demikianlah artikel tentang 4 saham Lo Kheng Hong dengan kepemilikan di atas 5 persen. Saham-saham di atas dipilih oleh Lo Kheng Hong dengan prinsip nilai investasi. Lo Kheng Hong sudah membeli saham-saham tersebut sejak lama ketika harganya masih murah.

Apakah saham-saham tersebut masih layak dibeli sekarang atau sudah terlambat? Semuanya tergantung pada prinsip masing-masing investor. Penulis tidak menyarankan pembaca untuk membeli atau menjual saham dalam artikel ini. Penulis hanya menyampaikan opini dan sudut pandang pribadinya.

Sebelum membeli sebuah saham, sebaiknya membaca laporan tahunan perusahaan terlebih dahulu. Pada laporan tahunan terdapat informasi penting seperti kepemimpinan perusahaan, valuasi, arus kas, dan laba perusahaan.

Posting Komentar untuk "4 Saham Lo Kheng Hong Kepemilikan 5 Persen"